Akhir Desember di Ujung Trenggalek
Sepi memang mengajarkan bahwa
hidup tak mungkin sendiri. Namun, terkadang juga menghadirkan guratan senyum
tatkala ia menawarkan kejutan indah.
Keramaian kota mungkin sudah terlalu
lelah saya rasakan. Meski nyaman tapi sepi justru saya pilih untuk menghabiskan
hari terakhir di bulan Desember. Melajukan motor dari tempat tinggal saya,
Jogja menuju kota di perbatasan selatan Jawa bagian tengah dan timur. Melewati
kota-kota berpantai eksotis seperti Wonosari, Wonogiri, Pacitan dan berakhir di
Trenggalek.
Kendaraan roda dua membawa saya
mengintari kota berpantai itu selama hampir lima jam. Malam mencekam tak lagi
saya hiraukan. Ada banyak pengendara lain yang terkadang membunuh sepi. Namun, seringkali
sepi itu muncul ketika melewati desa dengan hamparan hutan. Perjalanan ini
begitu mengerikan dan seolah tak berujung. Jarak yang begitu panjang akhirnya
membuat saya tak sanggup dan mengakhiri perjalanan ini di ujung barat kota
Trenggalek.
Sebuah daerah bernama Pelang menjadi
akhir dari perjalanan saya. Malam tahun baru di desa yang tak begitu ramai jika
dibandingkan di Jogja. Saya lebih memilih menghabiskan waktu untuk istirahat di
hotel satu-satunya di daerah Pelang. Satu-satunya penginapan di depan Polsek
Pelang dengan tarif yang cukup mahal untuk ukuran desa yakni Rp 150 ribu. Di
alun-alun Pelang memang banyak orang berkumpul untuk merayakan pergantian
tahun. Namun, saya memilih beristirahat karena lelah yang saya kira perjalanan
akan terasa menyenangkan. Begitulah perjalanan, tak selamanya bisa seperti apa
yang kita harapkan.
Saat subuh, saya pun bangun dan
mencoba keluar penginapan. Ternyata begitu sepi, lantas saya pun melajukan
motor saya ke arah Pantai Pelang. Pantai Pelang ini rupanya dekat dengan
penginapan, hanya saja jalannya yang masuk jalan desa. Begitu sampai di
parkiran pantai, ternyata banyak orang yang berada di pantai usai merayakan
tahun baru. Tak ada retribusi, hanya tiket parkir saja. Murah kan?
Pantai Pelang akhirnya bisa menjadi
penyemangat saya pada hari pertama di bulan Januari. Pemandangannya cukup indah
dengan pasir putih, teluk, dan pulau kecil yang berada di antara teluk. Tak
lama saya bermain air laut, kemudian saya berjalan menuju kearah Air Terjung
Pelang. Nama air terjunnya sama dengan pantainya karena memang satu lokasi.
Memang agak heran karena baru pertama kali saya melihat air terjun yang
lokasinya sangat dekat dengan pantai. Bahkan, rasa air terjunnya pun tidak
asin. Hehehe . . .
Air Terjun Pelang |
Area pantai dan air terjun Pelang
ini sungguh asri, enak untuk berjalan-jalan dan santai. Tak lama kemudian, saya
kembali ke penginapan untuk mandi dan check out lebih pagi. Saya melanjutkan
perjalanan dengan sepeda motor ke arah timur melalui jalur selatan. Sayang,
saya tak menemukan pantai berpasir putih lagi. Apalagi jalanan bagian selatan
sangat rusak, untuk dilewati motor saja sangat susah. Begitu pula dengan
jalurnya yang sangat panjang untu menuju Trenggalek bagian timur. Dan, akhirnya
saya “angkat tangan” serta memilih pulang ke Jogja. Lucu yaa, traveler seperti
saya koq mudah menyerah. Tapi bukan itu saja sih pertimbangan saya, dengan
jalanan yang sangat rusak saya khawatir ban motor pecah dan sulit menemukan
bengkel. Yah, semoga suatu hari bisa kembali lagi mengexplore kota Trenggalek.
See yaa . . .