Melintasi “Geger Sapi” di Puncak Gunung Andong
Gunung
Andong merupakan gunung yang berada di Kabupaten Magelang. Memang gunung ini
tidak terlalu tinggi, maka tak heran jika tak banyak orang yang berkunjung ke
sana. Tetapi, untuk pendaki pemula gunung Andong ini sangat cocok untuk melatih
ketahanan fisik sebelum mendaki gunung yang lebih tinggi.
Ketingian
gunung Andong ini hanya 1726 Mdpl, tak perlu waktu lama untuk menggapai
puncaknya. Ketika itu saya dan seorang teman bernama Melan, berangkat dari
asrama kami di Wates, Jogjakarta menuju basecamp gunung Andong setelah maghrib
dengan mengendarai sepeda motor. Kami
berdua tak tahu pasti letaknya di mana basecamp gunung Andong, berbekal
informasi yang dikumpulkan dari teman dan bertanya-tanya orang ketika di jalan.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama 2,5 jam kami sampai di basecamp.
Pukul setengah sembilan malam kami naik, hanya dua orang wanita nekat yang
sangat merindukan ketinggian dan kabut.
Saya
dan Melan begitu menikmati perjalanan malam itu, menikmati hembusan angin malam
dan gemerlapnya lampu-lampu kota dari ketinggian. Setelah 1,5 jam berjalan kaki
yang tracknya terus menanjak tanpa ada bonus track lurus, kami sampai di area
camp yang jaraknya tak jauh dari puncak. Dinginnya hawa gunung sudah mulai kami
rasakan sejuknya. Suasana bising hiruk pikuk kota tak bisa kami dengar lagi.
Kabut pun kian menebal seiring berjalannya waktu yang silih berganti. Kami
mulai mendirikan tenda dan memasak untuk makan malam. Menikmati segelas kopi
panas yang jarang sekali kami rasakan kembali di tempat seperti ini. Bercanda
tawa dengan pendaki lain yang juga berada di sana, hingga mata tak mampu untuk
bertahan akhirnya kami pun beristirahat.
Pukul
setengah lima pagi saya dan Melan sudah bangun, sholat subuh dan berjalan
menuju puncak yang hanya berjarak beberapa meter saja. Terlihat di bawah sana
masih banyak lampu-lampu yang menyala. Melewati “Geger Sapi” karena jalannya
mirip seperti punggung sapi menuju puncak gunung Andong. Menanti sang surya
keluar dari peraduannya yang agaknya masih terlalu pagi. Hingga akhirnya bisa
menikmati indahnya sekeping surga dari Tuhan yang ada di bumi, matahari yang
malu-malu muncul dari peraduannya. Kabut kian terhempas kencang, menutupi
hangatnya mentari tapi tak mengurangi keindahanya. Dari arah selatan bisa
memandang gunung Merapi dan Merbabu yang terlihat berdampingan. Dari arah timur
terlihat gunung Ungaran yang terasa dekat serta dari arah barat terlihat gunung
Sindoro dan Sumbing yang kian jauh tapi tetap indah. Semuanya menyapa kami di
pagi hari itu. Selamat pagi wahai mentari dan gunung Andong . . .
|
Gemerlap lampu ketika menjelang pagi |
|
Ini yang disebut "Geger Sapi" karna mirip dengan punggung sapi |
|
View of Gunung Merbabu |
|
Gunung Merbabu dan Merapi saling berdampingan |
|
Puncak Andong bersama Melan |
|
Puncak Andong dengan background gunung Merbabu dan Merapi |
|
Sunrise yang tertutup kabut tebal |
Matahari
sudah sepenggalah, saya dan Melan pun bersiap untuk turun. Packing semua
peralatan dan kembali menyusuri hutan.
|
Tidak lupa membawa turun sampah |
|
Track gunung Andong |
Kembali menghadapi hiruk pikuk kota
Jogjakarta dengan pikiran yang lebih fresh. Terima kasih atas keindahanmu . . .
.
wahhh superb nekat mbak widha josh
ReplyDeletehadehhh
ReplyDelete