Lawang Sewu : Tidak Seram, Tetapi Megah dan Cantik di Malam Hari
Sekian
banyak orang menganggap bangunan Lawang Sewu di Semarang ini merupakan bangunan
yang sarat dengan unsur mistisnya. Mungkin karena bangunan bersejarah ini
merupakan bangunan peninggalan Belanda yang sudah tua usianya.
Usai pulang dari trip Karimunjawa,
saya beserta empat teman mengunjungi Lawang Sewu. Hanya ingin membuktikan unsur
mistis yang ada dalam bangunan itu. Tetapi,
yang ada hanya terpana dengan megah dan cantiknya Lawang Sewu pada malam hari.
Kami datang menggunakan taxi dari kost
teman yang berada di dekat Unnes, cukup membayar 40 ribu rupiah untuk lima
orang. Hemat . . . Kami sampai di depan gerbang Lawang Sewu pukul 8 malam, dua
jam lagi tutup. Dengan membayar tiket masuk 10 ribu rupiah per orang dan 30
ribu rupiah untuk satu orang guide, tak terlalu mahal bagi kami. Mari
berkeliling Lawang Sewu . . .
|
|
|
Lawang Sewu |
Di
Lawang Sewu ada beberapa bangunan pokok yang digunakan sebagai perkantoran.
Ahh, mungkin saya sibuk jeprat-jepret sana sini sampai tak begitu memperhatikan
guide sedang berbicara. Hahaha . . . Dari bahasa Jawa arti Lawang berarti ‘Pintu’
dan Sewu yang berarti ‘Seribu’, jadi Lawang Sewu berarti ‘Pintu Seribu’. Ya,
bangunan Lawang Sewu memang memiliki banyak pintu. Dalam satu ruangan saja bisa
memiliki lima pintu, sedangkan dalam satu lantainya entah ada berapa ruangan
yang mungkin kita sendiri susah menghitungnya.
|
Di balik pintu seribu |
Menariknya
Lawang Sewu dibangun pada jaman Belanda dan arsitek bangunan ini juga berasal
dari Belanda. Hebat ya bisa membuat bangunan semegah itu, sampai orang bingung
menghitung jumlah pintunya.
|
Lawang Sewu dari lantai 2 |
Kami
berkeliling seluruh bangunan, hanya ruang bawah tanah dan bangunan bagian depan
yang tak boleh dikunjungi pada malam hari. Entah apa sebabnya, tapi kami tak
merasakan ada unsur mistis di sana. Dan tak kalah penting, di sana juga ada
peninggalan kereta jaman Belanda.
|
|
|
Kereta peninggalan Belanda di Lawang Sewu |
Tak
terasa sudah hampir jam setengah 10, sudah hampir tutup. Dan kami pun harus
mengakhiri jalan-jalan malam di Lawang Sewu. Beralih wisata kuliner di Simpang
Lima juga menjadi pilihan baik apabila sedang berada di kota Semarang.