Gunung Merbabu : Menyapa Puncak Kenteng Songo
"Edelweis, siapa yang tak kenal dengan bunga abadi itu.
Kabut dan ketinggian yang mungkin dari sekian banyak orang pasti akan
merindukan dua hal itu. Dinginnya hawa gunung dan ego kita yang harus
ditaklukan. Serta sekian banyak keindahan lainnya yang membuat mata kita
melihat lebih jauh tentang kebesaran Tuhan.”
|
Gunung Merbabu |
Setelah
sekian lama tak merasakan dinginnya puncak gunung akhirnya saya pun menyambangi
Gunung Merbabu bersama lima orang teman. Pukul 11 siang Kami berangkat dari
terminal Jombor, Jogjakarta menuju terminal Tidar di Magelang dengan bus
jurusan Semarang dan membayar 10 ribu rupiah. Melanjutkan perjalanan kembali
dari terminal Tidar ke Wekas menggunakan bis kecil dengan biaya 10 ribu rupiah.
Setelah itu menuju basecamp Wekas menggunakan mobil tumpangan warga yang pulang
dari pasar dengan membayar 10 ribu rupiah. Pukul 16.00 tiba dibasecamp dan membayar
simaksi lima ribu rupiah. Total biaya berangkat 35 ribu rupiah, murah kan? :D
|
|
|
Di depan basecamp |
Setengah
jam istirahat di basecamp, lalu kami berlima bertemu dgn dua pendaki asal
Bandung dan akhirnya kami menjadi berdelapan orang menuju ke pos dua untuk
membuat camp. Salah satu dari kami ada yang baru pertama kali naik gunung,
itulah yang membuat perjalanan agak lama. Sampai di pos dua pukul 22.30 dan
langsung mendirikan tenda. Dingin sudah terasa sampai tulang, masih harus masak
untuk makan malam. Usai makan malam pun kami pun tidur. Zzzz . . .
Pukul 4 pagi kami sudah bersiap summit
attack tapi apa daya hujan begitu menderas. Akhirnya kami pun melanjutkan tidur,
baru pukul 7 kami bersiap-siap menuju puncak. Medan yang dilalui cukup terjal dengan
bebatuan, tapi semua lelah terbalaskan dengan mahakarya Tuhan yang begitu indah.
Melewati jembatan setan yang indahnya tak terlupakan. Mesti gerimis dan kabut menghiasi
langit merbabu tetapi tak menggoyahkan niat kami untuk menuju puncak Kenteng
Songo.
|
Memandang puncak dari bawah |
|
Pohon cantigi |
|
Walaupun capek tapi tetep narsis |
|
Hanya bisa mencium dan memoto bunga edelweis |
|
Tracking menuju puncak Kenteng Songo |
|
Jembatan Setan |
|
Tracking menuju puncak Kenteng Songo |
|
Hill Climbing |
Ketika
hampir sampai di puncak Kenteng Songo, jalan yang dilalui lebih terjal. Apalagi harus hill
climbing dan menggunakan webbing, terpeleset sedikit jurang dibawah menganga.
Tapi itulah perjalanan, semakin kita banyak tahu kebesaran Tuhan, semakin kita
mencintai alam tempat kita berpijak. Setelah hampir 3 jam tracking akhirnya
sampailah kami di puncak Kenteng Songo. Subhanallah . . . Saya merasa bukan
apa-apa di antara hamparan alam yang membentang.
|
Puncak Kenteng Songo |
Menikmati
hawa dingin dan kabut di ketinggian 3142 Mdpl sembari menyesap dalam-dalam kopi
panas. Kabut terus meninggi dan angin pun tak kalah ingin menunjukkan
kegagahannya. Akhirnya kami pun turun kembali menuju pos 2. Tak sampai 2 jam akhirnya
kami pun tiba di pos 2. Makan siang terlebih dahulu, setelah itu
berkemas-kemas. Pukul 3 sore kami kembali, tiba di basecamp pukul 8 malam. Kembali
ke Jogja seperti saat berangkat. Ada banyak hal dalam perjalanan ini, rasa
solidaritas yang tumbuh meski tak saling mengenal ketika bertemu dengan orang
lain. Itulah salah satu alasan mengapa saya suka mendaki gunung.
wah ini mantap mbak sudah sampai merbabu saya mah belum ^-^
ReplyDeleteItuu hujan...mengecewakan sihh
ReplyDelete