Pantai Kalipat: Yang Terasingkan Dari Pulau Nusakambangan
Pulau Nusakambangan dalam bayangan banyak
orang itu pasti menyeramkan karena di pulau inilah ribuan napi menghabiskan
waktunya. Tetapi, berbeda dengan kedua teman saya Jan dari Ukraine dan Evgenia
dari Rusia yang justru ingin sekali melihat pulau napi ini lebih dekat. Tepatnya
tanggal 11 Desember lalu mereka datang dan saya pun menemuinya bersama teman
saya Dodo. Malam itu kami bertemu sambil makan malam dan merencanakan ke Pulau
Nusakambangan.
Ada
banyak hal yang mengganjal pikiran saya kala itu, Pulau Nusakambangan sekarang
sudah tak seperti dulu yang setiap orang gampang keluar masuk. Peraturan
sekarang lebih ketat apalagi untuk turis asing. Saya dan Dodo pun mencoba
menghubungi seorang teman yang bekerja di Pulau Nusakambangan, hasilnya nihil.
Pengunjung yang datang harus ijin terlebih dahulu menggunakan kartu identitas dan
membayar biaya masuk sebesar Rp.60.000,-, itupun belum termasuk biaya untuk
menyeberang ke pulau. Mengenai perijinan untuk turis asing tentunya lebih rumit
lagi. Kami enggan berurusan rumit seperti itu. Akhirnya jalan tengah yang
diambil adalah menyeberang melalui Pantai Teluk Penyu, kami akan camping di sana. Begitulah rencana
kasarnya, entah di sebelah mana saya dan Dodo masih bingung.
Mercusuar Cimiring
Pukul
15.00 WIB kami berkumpul di Pantai Teluk Penyu. Selain saya, Dodo, Jan, dan
Evgenia juga ada enam teman saya dari Cilacap. Sebelum menyeberang ke Pulau
Nusakambangan, kami sudah memesan kapal. Si empunya kapal mengatakan bahwa
alangkah baiknya kami mendirikan camp
di mercusuar, ada pantai indah di dekat mercusuar sana. Beliau juga mengatakan
bahwa tak banyak yang tahu daerah itu karena medan susah untuk dijangkau,
apalagi untuk orang-orang yang tak biasa dengan long tracking. Kami bersepuluh pun sepakat untuk pergi kesana.
Pukul 16.00 WIB kapal pun berangkat
menuju Pantai Cimiring di Pulau Nusakambangan Timur. Hanya 15 menit perjalanan,
kami pun sampai di Cimiring. Setelah itu kami tracking menuju mercusuar Cimiring, tidak lupa dimulai dengan
berdoa bersama. Sore itu langit mulai gelap dan gerimis kecil. Jalan setapak begitu
terjal dan terus naik dengan nuansa hutan
yang rimbun. Ada banyak monyet yang dapat ditemui sepanjang perjalanan. Tidak
perlu khawatir, monyet itu tidak akan mengganggu. Ketika keringat mulai mengucur
dan napas mulai terengah-engah kami pun beristirahat di tengah rimbunnya hutan
Pulau Nusakambangan yang masih asri.
Pantai Teluk Penyu |
Jalur tracking menuju mercusuar |
Perjalanan begitu melelahkan karena
medan naik turun dengan kemiringan hingga 45 derajat. Untuk sampai di mercusuar
memakan waktu 1,5 jam hingga 2 jam, tergantung kecepatan jalan seseorang.
Menjelang pukul enam sore kami pun sampai di mercusuar Cimiring dan disambut
oleh dua penjaga mercusuar. Awalnya kami akan mendirikan tenda di sekitar
mercusuar. Tetapi, karena kebaikan dua bapak penjaga mercusuar itu kami tidur
di salah satu rumah dinas. Ada tiga rumah dinas di sana meskipun penjaganya
hanya dua orang saja. Tenda, matras, dan sleeping
bed yang kami bawa akhirnya untuk alas tidur karena begitu banyaknya orang.
Usai meletakkan barang bawaan kami di rumah dinas, kami pun naik ke mercusuar,
semuanya berlari kencang melalui tangga yang begitu tinggi. Ada rasa yang tak
sabar ingin melihat seluruh hamparan Pulau Nusakambangan dari atas sana.
Ternyata benar, indahnya bukan main. Mata dimanjakan dengan maha karya terbaik
Tuhan. Angin sepoi-sepoi sore itu menambah syahdunya menikmati sunset yang
tertutup mendung. Mengabadikan moment indah itu adalah hal wajib jika menikmati
keindahan.
Pulau Nusakambangan dari atas mercusuar |
View of Sea |
Pemandangan dari menara suar |
Puas menikmati sunset, saatnya
menyiapkan makan malam. Dengan bekal yang dibawa, kami masak ala kadarnya. Ada
yang sibuk membersihkan diri, ada pula yang bermain dengan kuda-kuda yang gagah
di luar rumah. Setelah berkumpul semua, kami pun makan malam bersama dengan dua
penjaga mercusuar. Berbincang dengan dua penjaga dan menurut pengakuannya kami
lah orang lain yang pertama kali ke sini. Biasanya yang ke mercusuar itu teman
atau kenalan mereka. Menjelang pukul sepuluh malam kami sudah tidur semua,
mungkin karena kelelahan tracking.
Pantai Kalipat
Menjelang subuh kami bangun,
lagi-lagi berlari ke atas mercusuar untuk kembali melihat indahnya Pulau
Nusakambangan di pagi hari. Sayang, kala itu sedang mendung dan gerimis
sehingga kami tak bisa melihat sunrise.
Puas menghirup udara segar dari atas mercusuar, kembali kami disibukkan dengan
memasak untuk sarapan. Tetapi, ada pula yang sibuk membantu pak penjaga memberi
makan kuda-kuda di luar.
Saatnya sarapan pagi, kami akan
kembali tracking ke Pantai Kalipat.
Pantai ini pasti asing sekali di telinga masyarakat. Jelas, karena pantai ini
tidak terjamah dan harus berpeluh keringat untuk menuju kesana. Usai sarapan
kami pun menuju Pantai Kalipat, jalan yang dilalui tidak begitu lebar dan hanya
sebatas sepasang kaki. Setapaknya begitu licin, terpeleset sedikit pasti akan
jatuh ke jurang. Sekitar setengah jam sampai satu jam perjalanan dengan jalan
kaki, kami akhirnya sampai di Pantai Kalipat. This is hidden paradise of Nusakambangan island . . .
Karang di Pantai Kalipat |
Santai di pinggir pantai |
Pantai Kalipat |
Pantai Kalipat |
Tebing di pantai Kalipat |
Di pantai ini tak ada satupun
orang, bahkan menggunakan kapal sekalipun pantai ini susah dijangkau. Pasir
pantai disini merupakan perpaduan pasir putih dan pasir besi. Banyak aktivitas
yang bisa dilakukan disini, mulai dari tiduran di pasir atau pohon sambil menikmati
indahnya pantai, bermain di karang dengan ikan kecil dan binatang laut yang
cantik, bahkan bisa snorkeling.
Semua lelah terbayar lunas dengan keindahan
pantai perawan di sini. Puas bermain di pantai kami pun kembali ke mercusuar, packing dan bersiap pulang.
Usai
packing dan berpamitan dengan dua
penjaga mercusuar kami pun pulang, harus tracking
lagi. Hampir pukul dua belas siang kami sampai di Pantai Cimiring, menunggu
kapal yang kemarin mengantar kami untuk menjemput. Tidak begitu lama, akhirnya
kapal pun tiba. Saatnya pulang dan mengakhiri pertualang kami. Tertarik untuk
mengunjungi Pantai Kalipat? Teman-teman disini selalu siap untuk menemani pengunjung
yang penasaran ingin kesana.
How to get there?
1. Harga kapal untuk menuju Pantai
Cimiring di Pulau Nusakambangan Timur pengunjung membayar Rp. 15.000,- per
orang, minimal 2 orang dan maksimal 10 orang.
2. Bawalah logistik yang cukup karena
di sana tidak ada orang yang berjualan.
Keren keren perjalanannya kakak.. sukak ma ceritanya.. sukak ma foto2nya.. Nicr Trip Overall..
ReplyDeletekeren cara ngambil view nya....
ReplyDeleteAgung : Makasihh....Hayukkk main mas, aku anterin hunting foto daaahhh . . .
ReplyDeleteasik nih mbak kalipat yah keren boleh deh saya masukin list
ReplyDeletekabarin aja kalo mw kesana, kalo sempet q anterin . . .
ReplyDeleteItu kalo sehari full bisa gak sih?
ReplyDeleteBisa banget...cm nggak puas klo menurutku
ReplyDeleteSalam kenal kak,rencana kita rombongan dr tegal mau ke pantai kalipat tgl 14-15 januari 2017. Tapi bingung kami belum pernah ada yg kesana.
ReplyDeleteSubhanalloh......Masya Alloh....pantai yg indah....amat sangat indah....Allohu Akbar...
ReplyDelete