Tana Toraja: Wisata Unik di Sulawesi Selatan
Tana Toraja
ini merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Sulawesi Selatan. Suku Toraja
merupakan suku yang mendiami sebagian besar kabupaten Tana Toraja. Daerah ini
merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia.
Sejak sailing trip ke Makassar saya
memang ingin sekali mengunjungi Tana Toraja ini. Karena Nata dan keluarganya
sedang sibuk di gereja dan merayakan natal akhirnya saya pun pergi ke Tana
Toraja sendiri. Saya memutuskan berburu tiket bus di terminal Makassar, tiket
bus ekonomi Batu Tumonga yang biasanya dijual dengan harga 60 ribu jadi 75
ribu. Tepat jam 20.00 WITA bus menuju Rantepao, Tana Toraja pun berangkat.
Sebelum berangkat saya sudah mengisi perut terlebih dahulu, jadi ketika di bus
saya tidur pulas dan tahu-tahu sudah pagi. Sampai di Rantepao pukul 6 pagi,
berarti saya berada di bus sekitar 10 jam.
Saya pun turun di pasar Rantepao,
masih pagi dan akhirnya saya mencari sarapan dulu di pasar. Selesai sarapan
saya pun bergegas mencari penginapan dengan jalan kaki sendiri, hasilnya banyak
penginapan yang penuh karena banyak warga yang merayakan natal di Toraja. Tak
menyerah akhirnya saya pun mendapat penginapan yang cukup mahal bagi saya, 150
ribu per malam. Letaknya ada di belakang pasar Rantepao. Sampai di penginapan
saya mandi dan sebagainya, dilanjutkan jalan-jalan sekitar Rantepao sambil cari
oleh-oleh dan cari informasi sewa motor. Oleh-oleh pun dapat, sewa motor di
sini sekitar 80 ribu sehari. Tetapi, pilihan saya akhirnya jatuh pada tukang
ojek yang menawarkan ojeknya selama seharian dengan biaya 100 ribu. Ya
sudahlah, karena sendiri daripada saya nyasar.
Objek wisata pertama yang saya
kunjungi adalah Londa. Tiket masuknya cuma 5 ribu rupiah saja. Ini merupakan
makam khas Tana Toraja yang berada di bebatuan curam. Makam tersebut terletak
di gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga
dan ada pula yang dibiarkan terbuka menghadap hamparan pemandangan hijau. Cekidott.....welcome
to Londa. Itu mayat ternyata di tebing semua. Konon mayat-mayat itu bisa
berjalan dan pulang ke rumah. Lupa namanya itu upacara apa yang memanggil
mayat. Serem ihhh....masuk gua juga mayat semua dan udah jadi tengkorak gitu.
Tapi objek wisata di Tana Toraja bener-bener unik dan soal pemandangan joss
gandosss sekali. Hehehee...
|
Londa |
|
Londa |
Setelah mengunjungi Londa, yukk
capcus ke Tilanga. Saking penasarannya ternyata disini hanya pemandian. Seperti
mata air, tapi mungkin airnya seger gitu. Untung cuma bayar 10.000, foto doank
langsung cawww. Next ke Ke’te kesu, ternyata cuma rumah tongkonan. Akhirnya
sampe, liat-liat, langsung menuju objek lain. Hadehhh.....
|
Tilanga |
Perjalanan pun dilanjutkan ke Buntu
Pune, kubur batu khusus anak kecil katanya sihh. Di sini juga ada rumah
tongkonan. Menurut penjaga, sebenarnya kebanyakan objek wisata di Tana Toraja itu
milik keluarga tetapi diminta untuk menjadi objek wisata oleh dinas pariwisata.
Seperti halnya Buntu Pune juga merupakan makam keluarga. Tak banyak yang
mengunjungi objek wisata ini. Jadi saya pun merasa ngeri lama-lama di sini.
Cukup berfoto-foto sebentar dan melanjutkan perjalanan lagi.
|
Buntu Pune |
|
Buntu Pune |
|
Rumah Adat Tongkonan di Buntu Pune |
Objek wisata terakhir saya
mengunjungi berbagai rumah tongkonan, hanya sekedar ingin berfoto-foto ria
untuk pamer foto jalan-jalan ke teman-teman. Hehehe.... Jangan ditiru ya sob.
Hari sudah sore, saatnya kembali ke penginapan. Seharian jalan-jalan pun sampai
lupa makan. So, makan malamnya kaya orang belum makan 2 hari. Ckckck.... Makan
di sini tidak terlalu mahal, berkisar 10ribu sampai 20ribu. Hanya saja memang
harus selektif untuk yang muslim, karena mayoritas penduduk di sini umat
kristen.
Malam hari saya berjalan-jalan di
sekitar pasar Rantepao lagi, cari oleh-oleh lagi barangkali ada yang ingin di
beli lagi. Sambil booking bis untuk pulang besok sore. Oiya, bis ke Makassar
biasanya berangkat sore hari. Sama ketika akan ke Toraja, dari Makassar sore
atau malam hari. Hari berikutnya pun
saya pulang ke Makassar untuk melanjutkan jalan-jalan ke Bantimurung bersama
teman saya orang Maros dan Pangkep. So, ceritanya bersambung ke judul berikutnya
yah kawan. Sayonara Tana Toraja, wisata yang unik dan sangat berkesan.
a good posting..
ReplyDeletei like it :D
thank you udah mampir blog q
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDelete